Malang Trip #1

Februari 17, 2016

Ceritanya beres sidang, butuh hiburan dan liburan. Yah walaupun revisi begitu banyak tapi bukan penghalang. Tanpa babibubebo saya pun putuskan beranjak dari kursi. Saya menuju ke loket pembelian tiket dengan pilihan tujuan ke Malang. Trip kali ini saya lakukan sendiri. Bukan karena tidak punya temen atau jomblo ngenes yah. Ini saya lakukan untuk ketenangan saya sendiri(padahal mah .... ). Oke skip aja pembahasan saya berangkat sendiri.

Saya memilih keberangkatan dari Bandung dengan waktu pemberangkatan sekitar pkl. 4 sore deh(kalau ga salah). Ini perjalanan sendiri dan akan mengahabiskan waktu yg lama di Malang, sayapun harus cermat untuk mengatur keungan. Banyaknya pertimbangan saya memilih gerbong kereta ekonomi yang murah, sekitar 150an(pastinya cek di loket kereta aja yah). Perjalanan ini bukan main2 loh. Engga mau mati gaya di gerbong saya pun membawa beberapa benda favorit saya, yaitu headseat. Kursi yang saya pilih hanya untuk dua orang. Karenasaya tidak terlalu suka untuk bergabung dengan orang lain apalagi banyakan bertiga. Bukannya apa-apa sih, ini karena pola tiidur saya yang tidak terduga sih.

Hari keberangkatan sudah tiba, sebelum pkl 4 sore saya langsung pergi ke stasiun Bandung. Di sini baik weekend atau pun enggaselalu aja penuh. Jangan heran kalau ketemu banyak bule yang mondar-mandir di sini, karena stasiun Bandung merupakan stasiun utama yang ada di Bandung. Saya pun membeli beberapa bekal perjalanan dengan memilih ini dan itu. Waktu berjalan begitu cepat hingga kereta yang saya booking sudah sampai. Perjalanan ke Malang sudah di mulai. Begitu banyak penumpang yang seusia saya. Usut punya usut ternyata mereka punya misi lain untuk ke Malang. Iya, Semeru. Mereka ingin mendaki ke Gunung Semeru yang ketenaranya semakin tinggi setelah dibuat film 5cm. Saya yang melakukan perjalanan sendiri pun tidak merasa sendiri loh. Banyaknya teman baru di kereta membuat perjalanan saya semakin terhibur dengan percakapan kecil.

Akhirnya pagi datang juga, waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi. Saudara yang akan menjemput saya sudah siap di stasiun Malang. Sesampainya di stasiun Malang, saya yang merasa asing dengan stasiun itu sedikit kebingungan untuk mencari pintu keluar. Jadi diasarankan jangan malu untuk bertanya kalau kamu tidak ingin tersesat. Hari pertama kedatangan saya di Malang diisi dengan bersitirahat di rumah tanteku. Kebetulan di daerah tanteku itu ternyata sedang adafestival Hari Kemerdekaan RI. Waktunya memang belum lama setelah tangal 17 Agustus, engga heran sih kalau adapawai seperti itu. Lebih menkajubkannya lagi, antusias warga Malang menyambut festival ini begitu semangat. Bahkan bisa dibilang kalau mereka tidak main-main loh.

Pawai busana.

Pawai topeng.
Untungnya sedang meriah merayakan Hari Kemerdekaan di dekat rumah tante, sembari istirahat karena perjalanan yang panjang pun bisamenikmati kota Malang. Yah, seharian itu saya belum memiliki rencana kemana pun. Karenaitulah saya, tante, dan saudara2 menentukan kemana tujuan untuk hari selanjutnya. Akhirnya, pilihan tertuju anatara kampung di pantai atau melihat sunrise di Bromo. Rencana yang akan dilakukan di akhir pekan ini terbilang cukup lama. Jadi saya meminta untuk jalan-jalan ke kota Batu sebelum ke tujuan utama.

Hari kedua, saya menemani adik saya yang sedang ospek di kampusnya. Hari kedua pun saya belum memulai jalan-jalan.  Baru di hari keempat saya memiliki janji dengan teman yang juga kuliah di Malang. Saya diajak teman saya ke daerah Batu. Perjalanan ke kota Batu dapat ditempuh dengan waktu singkat loh, kami memutuskan untuk menggunakan motor biar lebih hemat dan cepat. Saya pun diajak ke kebun strawberry. Saya kira hanya ada di Bandung saja ternyata di Batu juga ada. Kami mencari pemilik kebun strawberry yang memang sudah terkenal dan murah di daerah Kota Batu. Kami memetik banyak sekali strawberry loh. Harga strawberry di sini 30rb/kg, cukup murah dengan hasil yang banyak. Pemilik kebunnya juga baik. Beliau memiliki usaha minuman sari berry, kami pun kebagian bahkan dikasih begitu saja. Terima kasih pak.

Memetik strawberry di kebun.
Setelah banyak memetik strawberry, kami melanjutkan perjalanan ke wisata paralayang atau oemah kayu. Seperti apa sih wisatanya? Jadi gini, pertama kita menuju ke oemah kayu. Walaupun berada di satu tempat tapi ingat kalau mau menikmati pemandangan dari atas pilihlah yang oemah kayu terlebih dahulu karena adajam tutupnya. Lebih dari jam 4 sore, tempat wisata tersebut tidak menerima pengunjung. Untuk biayanya hanya 10rb/org. Oemah kayu ini sesuai dengan namanya, yaitu rumah kayu yang ada di atas pohon loh. Oemah Kayu ini sebenernya penginapan loh. Di sini diperbolehkan untuk menyewa Oemah yang dibuat di atas pohon yang ketinggianya engga main2. Untuk pemesanan bisadilakukan dengan petugas di sekitarnya dan harga dipatoki mulai dari 300rb. Siapa tahu ada yang mau menikmati malam kota Malang dan Batu dari atas dan tidur di ketinggian yang warbiasa, coba ke sini deh. Warbiasa.

Nah pindah ke wisata paralayang, biasanya yang suka wisata ekstrim boleh mencobanya. Patokan harga sekitar 300rb. Tapi tidak diharuskan main paralayang kok. Sama seperti oemah kayu, jasaparalayang tidak disediakan hingga sore hari. Karena berada di ketinggian yang cukuuuuup... jadi tidak menutup kemungkinan ada serangan kabut tebal. bagi pengunjung yang hanya sekedar foto-foto juga boleh kok, seperti kami ini.

Wefie di tempat paralayang
Waktu sudah semakin sore dan gelap, kami pun pindah ke tempat lainnya. Sebelum melanjutkan perjalanan pulang, kami pun menepi ke Masjid yang berada di depan Alun-Alun Kota Batu. Selesai shalat dan beristirahat sejenak, kami mengisi perut dengan mampir ke tempat makan yang terkenal di sini. Siapayang engga tahu ketan susu di Kota Batu? Yah di sini terkenal dengan cemilan ketan susu, Ketan Legenda. Bukan hanya susu di sini banyak anek atopingnya seperti duren, keju, dsb. Sembari menyantap dan ngobrol kami pun menikmati suasana malam di Kota Batu. Sssst... kalau ke sini harus sabar karena penuh terus loh.

Ibadah sudah, makan juga sudah. Kami pun melanjutkan ke tempat selanjutnya, yaitu Alun-alun Kota Batu. Seneng deh wisata malam di sini, banyak sekali orang dan anekalampu yang menyala. Oh iya di sini ada ikon yang paling mencolok, yaitu komedi putar. Sayangnya, komedi putarnyasedang rusak jadi saya engga sempat buat mencobanya. Sedih deh. Alhasil kitahanya duduk sembari foto-foto saja. Sudah cuckup untuk beristirahat kami pun memutuskan pulang ke Kota Malang. Cukup melelhkan juga jalan-jalan saat itu tapi sangat menyenangkan. Terima kasih Vida, Caesar, dan teman-teman baru, semogakita bertemu kembali yah. Aamiin. Cerita jalan-jalan di Malang cukup di sini dulu yah.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook