Selamat Hari Guru

November 26, 2015


Mungkin postingan ini agak telat tapi rasa terima kasih saya kepada guru tidak akan terlambat. Karena hal itu selalu saya rasakan setiap melihat guru. Perayaan guru jatuh pada 25 November(kemarin), banyak medsos yang mengucapkan selamat hari guru. Tidak terkecuali pemerintah yang juga merayakannya. Semua orang mengucapkan dan merayakan hari guru. Apalah kita jika tanpa adanya guru? Guru merupakan pekerjaan yang sangat terhormat bahkan menurutku lebih dari pekerjaan apapun. Tugasnya mendidik dan mengamalkan ilmu kepada muridnya. Asal tahu saja, mengamalkan ilmu menjadi salah satu ibadah yang tidak akan terputus hingga hari kematuan. Namun, apakah yang lain sadar bahwa tugas guru itu tidak semudah yang dibayangkan? Apakah penghargaan yang didapatkannya sudah pantas? Apakah ada yang memperhatikan mereka tanpa memandang sebelah mata?

Menjadi guru merupakan salah satu cita-cita saya di masa kecil. Saat itu sudah lebih dari sekali mengganti cita-cita dan guru pernah menjadi tambatan hati saya. Belum tahu saat itu akan dibawa kemana masa depan yang abu-abu ini, ternyata sekarang menjadi lulusan di dunia pendidikan dan mengatarkan saya menjadi guru. Di sinilah saya berpikir bahwa mebjadi guru tidaklah mudah. Mungkin ada beberapa orang yang berpikir menjadi guru itu mudah. Sekedar masuk kelas, duduk memandangi wajah muridnya, dan berbicara sesuka hati. Itu hanya hoax semata. Karena untuk melakukan ketiganta harus memiliki dasar yang kuat. Pertama, masuk ke kelas itu membutuhkan mental dan nyali yang kuat. Sebagai guru bukan menjadi orang yang pintar dalam kelas. Kita sebagai tutor sehingga memungkinkan murid lebih pintar dari gurunya. Oleh karena itu sebelun masuk kelas seorang guru harus memiliki wawasan yabg luas membentang samudera. Kedua, menatap wajah seluruh murid memang mudah sekali. Hanya melihat sama seperti biasa. Namun, sebagai guru bukan sekedar kemampuan melihat saja melainkan insting guru yang kuat. Murid akan menjadi tanggung jawab guru selama di sekolah sehingga apa yang terjadi dengan mereka guru harus tahu. Saat itulah insting guru digunakan. Guru harus mengetahui dan memahami karakteristik setiap murid. Bayangkan jika satu kelas saja berisi 45 murid lalu bagimana jika kelas yang diajarnya berjumlah lebih dari dua atau lima? Ketiga, berbicara di depan kelas bukan hanya sesuka hati saja. Hal apa yang akan disampaikan seorang guru harus disesuaikan dengan bahan ajar yang berkiblat pada kurikulum yang selalu berubah-ubah sesukanya. Guru pun harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dirasa selalu mendadak.

Tugasnya mendidik anak bangsa. Jasanya bahkan tiada tara. Tidak lain harapannya ingin memajukan negara, bukankah sangat mulia? Namun, sebagai guru belum memiliki pandangan sepenuhnya di mata masyarakat. Beberapa kasus dan cerita sering kali didengar. Membanggakan bahkan mengharukan sudah dilihatnya. Salah satunya kisah seorang guru yang hanya mendidik dari tempat tidurnya. Walaupun keadaan yang tidak mendukung terus saja semangat mengajar selalu ada. Bukan hanya itu pengajar muda dan tua yang ada di perbatasan negara. Berjuang mati-matian menuju sekolah dengan melewati lembah dan sungai.

Guru membutuhkan perhatian lebih pemerintah. Sebagai ujung tombak, guru akan membentuk anak bangsa menjadi kebanggan negara. Hal ini harus didukubg sepenuhnya dengan tidak lagi memverikan hal-hal yang tidak seharusnya. Lingkungan merupakan salah satu yang akan mengembangkan pribadi seseorang. Ketika di sekolah guru sudah mebimhibgnya dengan tapi di kuar sekolah dihancurkan begitu saja. Bukankah ini akan menjadi sia-sia saja?



Pokoknya selamat hari guru, selamat menunaikan ibadah yang begitu bagus di mata Allah. Tetap berjuang untuk menjadikan anak bangsa sebagai kebanggan dunia. Guru akan selalu memiliki tempat terindah di hati muridnya. Selamat...!

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook