Memaknai Hari Kartini

April 21, 2017


Perempuan merupakan makhluk yang dinilai lebih lemah dari laki-laki. Perempuan merupkan makhluk dapur yang tidak bisa disetarakan dengan laki-laki. Perempuan yang dasarnya lemah tidak bisa disamakan dengan laki-laki. Seperti itulah perempuan di masa Kartini dulu. Beda zaman, beda pula persepsi. Kartini modern secara perlahan bermunculan satu per satu. Bukan untuk memanjat tebing sebagai bukti kekuasaanya di depan laki-laki. Hal itu dibuatnya sebagai bukti bahwa perempuan memiliki kesamaan dengan laki-laki.Sekarang banyaknya perempuan mulai melakukan apa yang dilakukan laki-laki. Hal itu dapa dilihat dengan banyaknya perempuan yang mulai merambah di dunia laki-laki. Bahkan tidak sedikit pemimpin berasal dari kaum perempuan. Inilah bentuk nyata dari pengorbanan seorang Kartini.

Kartini bukan hanya sekedar seorang ibu bagi negara, melainkan sebagai pedoman kaum perempuan. Namanya harum bagai bunga melati hingga kini. Keharuman yg dilakukannya berbuah indah bagi kaum perempuan masa kini. Jasad yang lama terkubur akan selalu ada di hati kaum perempuan. Amat di sanyangkan apabila pengorbanan Kartini tidak dimaknai secara baik. Hal tersbut dikarenakan adanya beberapa kaum perempuan meminta kesetaraan dengan berpandangan bahwa perempuan lebih baik daripada laki-laki. Tidak sedikit kaum perempuan yang melupakan kodratnya dan mengabaikannya begitu saja.

Ada hal penting yang harus diperhatikan untuk memaknai seorang Kartini. Pertama, perempuan harus menjunjung harga dirinya di mana pun dan kapan pun. Walaupun fisik tak sekuat laki-laki, perempuan harus menjaga dan melindungi harga dirinya. Kedua, perempuan yang berkuasa harus tetap mengingat kodratnya. Perempuan boleh berkuasa, tp kodratnya sebagai perempuan, yaitu melahirkan, menjadi ibu, dan menjadi istri. Hal tersbut lebih penting dari apapun. Ketiga, kesetaraan dengan laki-laki bukanlah bentuk kekuasaan sepenuhnya. Karna pada dasarnya seorang perempuan tetap dan harus menghargai seorang laki-laki. Oleh karena itu, sebagai perempuan dengan jiwa Kartini tidak seharusnya melupakan kodratnya sebagai perempuan, dan meremehkan kaum laki-laki dengan kekuasaannya.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook